FOLLOW @ INSTAGRAM

 photo 2_zps1mahdf3p.jpg

On My glasses

Sunday, June 21, 2015

RINDU di Bulan JUNI





Hujan Bulan Juni
Sapardi Djoko Damono

tak ada yang lebih tabah
dari hujan bulan Juni
dirahasiakannya rintik rindunya
kepada pohon berbunga itu

tak ada yang lebih bijak
dari hujan bulan Juni
dihapusnya jejak-jejak kakinya
yang ragu-ragu di jalan itu

tak ada yang lebih arif
dari hujan bulan Juni
dibiarkannya yang tak terucapkan
diserap akar pohon bunga itu


sama seperti hujan di bulan juni sama seperti rindu saya di bulan juni, menjadi hari yang di rindukan persis seperti berjalanannya 1 tahun yang lalu. seperti ini lah hujan di bulan juni yang sedang menyapa.
Lanjut bacanya yuk!!!...

Monday, June 15, 2015

Harus banget BELANJA?

Gue bukan tipe orang yang terlalu seneng belanja ini itu, apalagi soal pakaian tas ataupun sepatu, selera gue emang susah, makanya dari kecil gue cuma dikasih uangnya aja sama orang tua dan selebihnya cari sendiri( kalo gak dipake juga gapapa ), kalo cewe-cewe lain mungkin dalam sebulan bisa beli benda-benda itu paling sedikit sekali, atau bahkan kalo ada yang lucu pasti dibeli. buat gue beli-belli hal kaya gitu udah menjadi pemikiran yang cukup dalam antara KEBUTUHAN  atau KEINGINAN, dan lebih kepada KEBUTUHAN. jadi gue bisa aja gak belanja benda-benda itu dalam kurun waktu 4 bulan bahkan lebih, karena selama gue rasa barang-barang yang gue punya masih bisa dipakai dan layak,gue GAK AKAN MEMBELINYA!, selain selera gue yang cukup susah pun jadi gue jarang meniatkan membeli sesuatu karena ujung-ujungnya gak bakalan nemu. jadi saat ketemu gue akan berpikir untuk membeli tidak satu tapi dua, jadi kalo rusak ada cadangannya, dan ini pun salah satu yang menyebabkan gue bisa tahan gak beli barang-barang selama berbulan-bulan..hahahha, seperti mukena parasut gue yang warna biru yang tanpa kepala, itu adalah mukena yang gue beli tahun 2009 disaat pertama kalinya gue gajian dari hasil ngajar private jaman kuliah, dan sampe sekarang gak pernah beli-beli mukena lagi karena masih bagus, berkali-kali lebaran ditawarin beli mukena baru pun gue gak menggubrisnya.

dan buat gue selagi masih ada harga yang termurah dan layak dipakai kenapa harus juga harga mahal? ini yang gak mendidik menurut gue karena kalau lu sudah membiasakan diri dengan barang mahal ketika lu gak punya uang lu bakalan nangis.!..

tapi macam sekarang ini gue udah lama banget yang namanya gak beli baju dan sepatu, terutama sepatu dulu yang lebih krusial ( sepatu wedges buat kerja )..jadi pengen beli banget itu benda tapi ya belum gajian masa,jadi cuma di searching-searching aja.hiksss...

emang sih gue agak keterlaluan sama diri gue sendiri, macam nyokap gue yang suka bilang

" kamu mah pelit banget buat diri sendiri aja punya duit padahal"..

iiya banget!, gue lebih suka duit gue bisa dipake atau dikasih buat orang lain, semacam bantu anak-anak yang kekurangan buat sekolah atau berbagi gitu.

jadi coba lah untuk bisa lebih mendalami mana KEBUTUHAN mana KEINGINAN...
silakan beropini tentang gue,,karena gue yakin setelah lo mungkin gak sengaja ketemu tulisan gue ini otak lu bakalan beropini tentang diri gue...*pedebangetbodoamat*

-tertanda gue yang pagi-pagi dikantor sepi blom mood ngerjain kerjaan-

Lanjut bacanya yuk!!!...

Saturday, June 13, 2015

Patah

Sembilan Puluh Tiga hari yang lalu pohon pun akhirnya patah. bukan saling mematahkan satu sama lain..tapi angin yang kencang  membuatnya haraus saling patah. Guruh yang bunyinya meraksasa di dada..menuju kelopak mata, pada keduanya pun bersalin menjadi kubangan air sama-sama mengalir.

Tertanda..Benci Bulan itu!
Lanjut bacanya yuk!!!...

Wednesday, June 3, 2015

Diam-diam dan Runtuh


Ada yang diam-diam ingin disapa olehmu. Percayalah.

Ada yang mengharap pertemuan kedua, setelah matamu mendarat di matanya, tanpa aba-aba. Ada yang setiap malam berharap barisan kalimat dapat membuatnya tenang membawa kedalam tidurnya”kabar” dan setiap hari terbangun buru-buru, demi sebuah frasa ‘Selamat pagi’ dari bibirmu. Ada yang tak pernah berhenti mencatat. Sebab, setiap kalimatmu adalah peta. Ia tak mau tersesat.

Ada mata yang berbinar sempurna dalam tunduk sipu, tiap kau sebut sebuah nama, miliknya. Ada yang mengembangkan sesimpul lengkung di bibirnya, di balik punggungmu, malu-malu. Ada yang memilih terduduk saat jarakmu berdiri dengannya hanya beberapa kepal. Lututnya melemas, tiba-tiba. Ada yang tak pernah melepas telinganya dari pintu. Menunggu sebuah ketukan darimu.

Ada yang dadanya terasa berat dan kau tak pernah tahu, saat kau tak tertangkap matanya beberapa waktu. Ada yang pernah merasa begitu utuh, setelah kaki-kaki menjejak jauh darinya. Sekarang, RUNTUH.

Ada yang diam-diam mendoakanmu, dalam-dalam.

Percayalah.
Lanjut bacanya yuk!!!...