FOLLOW @ INSTAGRAM

 photo 2_zps1mahdf3p.jpg

On My glasses

Monday, January 13, 2014

Ekspedisi Gunung Agung Bali 3142 Mdpl

Untuk sebuah perjalanan panjang, untuk membeli sebuah pengalaman dan pembelajaran yang tak terlupakan, untuk segala perjalanan panjang"darat" selama 6 hari, Kereta, Kapal, Bus, Ojek, Angkot, pesawat, Pos jaga polisi di perempatan jalanan tempat kami tidur, mobil losbak nya, kebaikan beberapa orang dan memelasnya kami. akhirnya kami bisa bersujud di salah satu atap Pulau Bali, inilah INDONESIA Gunung Agung Bali Via Pura Besakih.

Terimakasih Sang Pencipta Untuk Matahari Mu yang Luar biasa dan partner perjalanan Pujo prasetyo, Ketut Shadiye, Ka ellie, dan Sang Jogjapetualang  :)





Karangasem,Bali 24 - 29 Desember 2013 dalam sebuah perjalanan.

Nb: Tunggu Chapter detailnya :)
Lanjut bacanya yuk!!!...

Kisah sang Batu dan Hujan :')


sang batu tanah ataupun besi kini telah bersama sang hujan. 
Lanjut bacanya yuk!!!...

Kisah Alam Gaib Perjalanan ATAP SUMATERA KERINCI #3805mdpl

HariPertama 11 Oktober 2013 Tepatpukul 21.00 tiba di basecamp abang Johan yang terletak di DesaKersikTuo. Bergegasteman teman ingin cepat turun untuk istirahat karena memang sudah lelah.Tapi tidak dengan aku, entah kenapa saat aku menginjak kaki kanan aku ketanah kersik tuo, di tubuh ini rasanya menolak aqu ingin masuk kerumah itu.

  Setiba menuju pintu tepat di samping ada 2 Bangku, Sebenarnya aku tidak memperhatikan bangku tersebut, namun entah siapa yang duduk di situ, tapi dia menyapa aku dengan ramah, “selamat malam aira, Assalamualaikum”, tanpa berpikir panjang aku jawab saja salam itu.Saat itu langsung saja aku masuk, tanpa melihat siapa yang menyapaku.Namun ketika aku masuk dan duduk sebentar, aku tersadar siapa yang meneguraku,,di sini orang baru dan aku sangat jelas bahwa dia bukan salah satu tim aku. Tanpaberpikira ku langsung saja keluar hanya sekedar mengecek siapakah dia tadi, saat aku kembali ke beranda rumah, dan duduk di samping yah dia tidak ada lagi.Pikirku sudah malam mungkin dia sudah tertidur, langsung saja aqu bergegas ke kamar mandi untuk mengambil wudhu.Betapa kagetnya aku, ketika kuusapkan wajahku, Ada sesosok berada di depan aku,wajahnya tanpan sekali, tidak pernaha ku melihat makhluk sepert iitu, jika di gambarkan wajahnya meneduhkan, berkulit putih, dan memiliki tinggi badan yang idela. Aku tidak terpesona dengan itu semua, dalam hati aku menyebut asmaallah,apakah maksud semua ini,,sempat terbuyar konsentrasi wudhu aqu..sampai aqu melaksanakan wudhu 2 kali..hihihi,,sangking ketakutan di tempat privasi no 2 selain kamaraku di perlihatkan. Setelah itu bergegas aqu masuk kekamar yang sejak awal sudah di tunjukkan oleh Sya..Tidak ada keganjalan ketika aqu masuk kekamar itu, tapi entah kenapa di kamar tua ku tidak mau sama sekali membuka penutup jilbabku, Aku tidur bersama rina, cewe ini tidurnya sangat suka memeluk, sampai aku kaget pertama kali di peluknya..

Tepat Pukul 01.00 aku terbangun, yah ini memang jam malam aku, jadi aku tidak heran jika aku bangun, adahal yang membuat aku kaget, ada seeorang pria yang aku jumpai di kamar mandi berada tepat duduk di samping aku tidur, serasa dia ingin berjabat tangan dengan aku, aku terus memperhatikan dia, dia sempat tersenyum kepadaku, tapi aku tersadar tidak mungkin seorang pria masuk kekamar ini, sedangkan di kamar ini hanya ada 4 cewe yang tertidur aku, rina, kkmei, dan sya..lantas saja aku memeluk rina, sambil membaca surat pendek yang aku hapal, sesekali aqu melihat sosok itu setengah jam dia masih berada di situ, ingin rasanya aku pergi keluar, mengambil wudhu dan melakukan shalat, tapi itu tak bisa aku lakukan, karena rumah ini baru saja aku datangi, dan banyak pria yang tidur di luar. Sambil aku paksa pejam kan mata, aku berdoa, dengan harapan sosok itu pergi, namun bukannya pergi, tapi sosok itu pindah di samping rina, ingin rasanya membangunkan rina tapi melihat rina yang tertidur dengan pulasnya, tidak tega jika aku bangunkan.Ingin rasanya bertanya siapa sosok itu, atau hanya ingin melindungi kami yang tertidur pulas.. Basecam yang begitu menyeramkan dari luar, tapi menghadirkan sosok pria yang tampan,,, 

Nb : cerita ini berasal dari teman kami panggil saja aira, dia memang memiliki kelebihan untuk bisa melihat hal-hal gaib. dan ini sepenggal kisah kami berkunjung ke Atap sumatera dari sekian banyak cerita gaib sepanjang perjalanan kami selain bertemu dengan yudha santika pendaki yang hilang secara gaib dan juga melihat danau gunung tujuh dari atap sumatera dengan banyak jin jin yang berenang
Lanjut bacanya yuk!!!...

Monday, January 6, 2014

Menunduk Merasakan Kehadirannya #turungunung #kerinci

Sudah cukup rasanya 1 jam kami berada diatas pulau sumatera menikmati segalanya,menikmati segala cerita perjalanannya,menikmati segala kesyukurannya. Matahari yang semakin terik pun sudah menyapa, sekarang tinggal berdoa semoga kaki masih tetap kuat hingga sampai camp shelter 2, karena seyogyanya “PULANG DALAM KEADAAN SELAMAT” adalah yang utama. 

  bermain perosotan, yak jalur pasir berkerikil yang hampir serupa dengan semeru,turun dengan ala ala ski, berasa panjangnya turun yang gak sampe-sampe di pos 3 ditambah kaki yang udah geter kecapean,penyakit malas turun gunung pun kumat,hahhaha. Dipertengahan jalan turun pun kami bertemu dengan kak mei kalora kaocid dan bang rudi, akhirnya mereka naik juga yang kami pikir mereka tidak akan muncak,ternyata mereka menolong ka thor dulu yang terkena hypothermia sewaktu gue dan pujo berpapasan naik. #prayforkathor. Iyak metal aja celana pendek dan baju PDL doang muncak,,ahhaha,,u’re ROCK!!. Lagi-lagi edisi keong gue pun kumat, turun belakangan bareng pujo plus ngantuknya. Sampe di shelter 3 hujan pun mulai turun, syukur gak pas diatas,saatnya melewati kembali track shelter 3 menuju 2, akhirnya ini mata melihat juga gimana woouwoonya sepanjang track ini yang bikin empot-empotan, ada beberapa track yang bener-bener sempit dibadan bikin kejepit, Cuma bisa bilang “ yamasaoloh semalem begini banget lewatin ini track” *nangis*. Yang lain pun sudah sampai di camp mungkin 0.5jam lebih dahulu, dan akhirnya gue dan pujo pun sampai di tenda shelter 2.

 Cuaca cerah disini, seneng akhirnya bisa sampai juga,kebayar perjuangan semalam. Capeknya perjalanan muncak dan turun hari itu dibayar lagi dengan lautan awan dan sunset serta langit yang indah dari shelter 2 sambil memasak makan malam bersama rina yuda dan Samuel yang bantu nonton aja dari dalem tenda,,hahahha.*kepretnesting*. Dan menjelang magrib pun akhirnya kalora kaocid dan kamei pun tiba dengan selamat,senangnya akhirnya semua bisa muncak meski gak bareng-bareng dan ka thor untuk special edision pria hypo..#ekekke.. kondisi badan yang gak memungkinkan kami pun bermalam 1 malam lagi di shelter 2 ini buat mengembalikan tubuh kami. Makan malam “tempe orok sambel macan, telor dadar kebanyakan tepung versi pelitnya orang padang, sayur dan makanan sakti tenda kami PILUS akhirnya bisa disantap bareng didalam tenda bersama kaivan pujo kabudi makhluk-makhluk piranha manja malam itu. Kami pun beristirahat agar besok pagi bisa dengan cepat turun dan sampai basecamp sebelum malam tiba. Pagi 14 oktober 2013, 1 hari dimana esok akan lebaran idul adha, kami pun packing dan bersiap turun pukul 09.00 wib langit masih mau memberikan kami oleh-oleh ternyata dipagi ini. Semoga cuaca bersahabat hingga basecamp karena cukuplah ditemani hujan sepanjang jalur ketika naik. Turun dengan formasi rapet jangan terlalu jauh antara 1 dengan yang lainnya. 

Turun dengan penuh semangat,yaiyalah.sampai akhirnya selepas pos 3 kami berjalan terpisah-pisah. Pujo, dimas, yudha, kabudi yang ngebut jalan duluan, gue yang akhirnya bareng dengan Samuel yang kakinya sakit duluan menuju pos 2 Cuma butuh waktu 20menit padahal naiknya kemarin 1jam..ahhahaha,dan makin super kaki yang bisa melewati pos 2 hingga pintu rimba hanya dalam waktu 10 s.d 15 menit,,hahhaha,,mungkin efek kebelet pupnya kayak Samuel atau ada macan yang tiba-tiba datang.hahha..gue yang dari pos 2 mencoba ngejar rombongan pujo kabudi dimas dan yuda dari masih bisa dilihat sosok mereka sampe tinggal baying-bayang raincovernya aja yang bisa diliat saking cepetnya mereka jalan,teriak-teriak manggil pun gak kedengeran. alhasil sendirian nembus pos 2 hingga pintu rimba,jalan sendirian kaya gitu otak mulai pikir macam-macam lirik kanan lirik kiri dan lebih banyak liat bawah,ahahha,,1 hal diotak jangan nengok kebelakang apapun yang terjadi jalan terus aja,,*edisihororparno*, jalan dihutan sumatera didaerah yang masih ada populasi macannya emang bikin agak-agak jaga-jaga, bunyi aneh dikit kecepatan kaki makin bertambah. Sempet bingung ketika melewati batang pohon besar yang melintang,terlihat ada jalur kekiri dan kekanan..hadehh,dan ternyata rina pun mengalami hal yang sama,dia mengejar gue..hahaha,,jadilah kami kejar mengejar,mengejar pintu rimba..hahhahaha. dan akhirnya kamipun semua berkumpul lengkap dengan keadaan sehat meski sedikit cedera kaki beberapa diantara kami di sore hari yang cerah pukul 16.00. Terimakasih wahai atap sumatera 3805mdpl,terimakasih dengan segala cerita yang ada didalamnya. Berpamitan dengan pintu rimba yang tertutup oleh rimbunnya pepohonan tinggi yang menjulang menutupi kawasan, seolah membuat orang yang melihatnya ingin tahu seperti apakah engkau didalam sana. 

Kami pun kembali ke basecamp dengan penuh suka, tak lupa mampir ke si pemilik icon atap sumatera ini yaitu TUGU MACAN untuk meninggalkan jejak kami ber 15 yang berhasil mengukir sebuah cerita perjalanan yang luar biasa yang bisa menjadi pelajaran. Agak norak dan brutal emang sampe manjat-manjat ga jelas,si macan berasa kaya Leonardo de caprio atau bahkan Angelina jolly yang dikerubutin..ahhahaha..senyum merekah mewarnai sore yang indah dan sejuk, baying-bayang es the manis, fanta, new gren tea, nasi padang, bakso, gorengan semua pun teralisasi,,hahhaa. Lelah terbayar semakin lengkap saat anak-anak kecil desa kayu aro ini bersahut takbir mengitari kampong dengan obor pembawa kemenangan di desa yang saat itu gelap, sungguh suasana yang luar biasa menyambut perjalanan akhir kami. Dan kami pun pamit meninggalkan desa yang hening ini tepat pukul 21.00 bertolak ke Minangkabau dan sholat idul adha disana. 

terimakasih segalanya

  1. Allah Swt buat semua nikmatnya
  2. Orang Tua dirumah maaf udah aiubabibu
  3. spesial pake telor ceplok Ischamdi "Rangga" buat telponnya disaat ngedrop super-super itu obat banget :D, selanjutnya Harus!!! bareng ya naiknya :P
  4. Buat keluarga Tia di jambi yang udah mungut gue yang gak tau diri ini beberapa jam,hehe
  5. Buat Sidiq atas trekking polenya selama nanjak,,ahahha
  6. Buat si om ungsu yang bikin galau enggak naiknya
  7. Buat Bang Levi dan Rieke ajakan ke gunung Tujuh dan danau nya...fiuuh
  8. Buat Pujo si polisi tidur jadi partner keong bareng disana..ahaha
  9. Buat supir angkot, ibu-ibu nasi padang, tukang kue kayu aro, mba-mba di travel ayu, bang tuah and the gang yang masih nemenin gue sampai jakarta padahal kenalan begitu doang di kerinci,,hihiii
semoga kita berjumpa lagi dengan cerita yang penuh makna..amin 
Lanjut bacanya yuk!!!...

Mendadak Galau Di Pos Galau “Badai Angin” #kerinci

Sementara mereka beristirahat, gue dan pujo pun melanjutkan mengejar mereka yang sudah duluan jauh. Iyak kaki keong gue kebangetan banget waktu itu, rina sidiq oki dimas kabudi om ungsu dan yudha udah disatu tempat beristirahat sambil nunggu gue dan pujo sampai deket mereka. Ngantuknya kebangetan, berpapasan dengan si Samuel ka ivan okta yang sudah turun dari puncak,weeew kakinya cepet aja malih..sambil nanya kondisi dipuncak, katanya udah ga ada orang setelah mereka dan kabut mulai tebal diatas. Sementara yuda pun yang penduduk kerinci sana pun bilang kalau diatas kabutnya sedang tebal banget jarak pandang yang pendek. 

 Alhasil ditengah track berkerikil pasir tersebut kami ber9 pun merebahkan tubuh kami yang cukup lelah, saling berdempet melindungi satu sama lain menghangatkan menunggu kondisi puncak kerinci stabil dari kabut, tak terasa 2jam lebih kami rebahan disini dengan anginnya yang kencang pula, bersyukur ada bang tuah dan 2 temannya yang meminjamkan kami ponco coklat besarnya yang sangat berguna melindungi kami dari angin besar yang meniupkan pasir.

 Sudah terlalu lama kami berlindung disini, perdebatan melanjutkan puncak atau tidak mewarnai, om klungsu dan pujo yang tetap semangat maksa untuk bisa ke puncak karena udah sayang banget udah sampai sejauh ini harus turun dan kapan lagi, sementara yuda yang masih galau melihat terawangan cuacanya diatas,karena merasa membawa nyawa orang khawatir terjadi apa-apa diatas. Dan yang lain pun masih galau akan lanjut atau tidak karena ini berhubungan dengan nyawa, menembus badai dengan pulang selamat atau hanya tinggal nama-nama yang akan tertulis dalam barisan kata-kata dikoran. Ngeliat kata-kata sidiq yang takut kejadian slamet terulang dan ekspresi yuda yang galau bikin pasrah yaudah gw turun ajah,dan sidik pun juga, mikir-mikir terus mikir, kalau bisa dibilang kaki masih sanggup buat jalan ke atas,tapi muka galau yuda yang bikin mikir. Sementara yang lain lebih kepada ikut suara terbanyak, pujo yang udah berdiri berjalan siap berangkat, dan si om yang masih tetep ngeyakinin gue buat tetep naik.makasih om. Dan gak lama muncullah sesosok kakek tua berumur 65 dengan 2 trekking polenya dikanan kiri ada dihadapan kami tiba-tiba, dia om benny rombongan mega. 

Jadi inget “DI TITIK TERENDAHMU,KAMU TIDAK AKAN SENDIRI, ALLAH AKAN DATANG MENYAPA DAN MEMBANTU MU” 

“KEKUATAN DOA MENYELIMUTI DISETIAP LANGKAH DAN DISANALAH ALLAH BERBICARA” 

Mungkin si om benny sapaan allah saat itu, dia berani naik keatas dia semangat udah berumur seperti itu. Akhirnya kami pun berjalan kembali meski perlahan-lahan dengan angin nya yang super untuk bisa sampai di tugu yudha dulu paling gak. Gw yang dibelakang tetiba ada yang nemplok megang jaket belakang kenceng banget berasa beratnya. Nengok sedikit ternyata cewe rombongannya mega yang tetauan nemplok gak ngomong-ngomong,yaudahlah berat padahal. Akhirnya TUGU YUDHA kami sampai,,hahahabisa liat bisa tau kayak apa sih tugu yuda itu, selayaknya soe hok gie di semeru, tugu yuda ada sebuah batu gunung berukuran sedang dan ada papan tulisan tugu yuda di batu tersebut. Sementara di sebelah kiri ada prasasti nama yang bertuliskan lengkap identitas seorang yudha santika yang hilang disini hingga tidak ditemukan jasadnya sama sekali. Disini disebut juga dengan tanah datar tugu yudha,kalo kita berjalan lebih ke sisi sebelah kanan terlihat beberapa nisan disini. Ada keanehan cuaca yang dirasa, iya ketika dibawah tadi kami dengan angin yang supernya, tapi ketika sudah sampai disini betapa anginnya stabill banget, yak kami berkesimpulan ini adalah PINTU ANGIN. Tinggal beberapa menit lagi puncak atap sumatera bisa digapai, dari tugu yuda sini sebenarnya bisa lewat mana saja untuk sampai ke atas, tapi jika ditarik garis dari sini kita berjalan sedikit kearah kiri. Tepat pukul 11.00 Wib akhirnya gue dan 8 orang lainnya( om ungsu sidiq pujo rina oki dimas kabudi yuda) akhirnya kami berada di atap sumatera 3804 mdpl Indonesia, akhirnya kami selamat berada diatas sini, berpelukan dengan rina karena Cuma kita cewe berdua, masing-masing bersyukur menghela nafas beristirahat. Masih ngebayangin kejadian di pos galau tadi. Bola mata yang terus menerus memandangi apapun ciptaanNya dari atas sini. Dengan segala keridhoanNya berbicara dan menyapa menunjukkan kehadirannya bahwa ia begitu dekat dengan kami saat itu. Bukan perjalanan yang sederhana memang tapi ada kesederhanaan yang menyelimuti disetiap waktunya. Bernarsis narsis, menyantap nata decoco roti apapun bekal saat itu bersama-sama, atau bahkan duduk terdiam menikmati atap sumatera yang saat itu sedikit berkabut. Anggap saja dia bagian dari perjalanan kami yang memberikan cerita lain. 

  1. Tidak kenal Maka Tidak Di ajak “Anak Ilang” #kerinci
  2. Solo Trip 55000 Jambi #kerinci
  3. Kayu aro Bersambut Anak Ilang #kerinci
  4. Meredam Sunyi dalam Balutan Gunung  7 dan Danau Gunung Tujuh #kerinci
  5. Dipungut Juga Akhirnya Sang Anak ilang #kerinci
  6. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#1 #kerinci
  7. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#2 #kerinci
  8. Summit bertemankan Hujan dan Angin #kerinci
  9. Mendadak Galau Di Pos Galau “Badai Angin” #kerinci
  10. Menunduk Merasakan Kehadirannya #turungunung #kerinci
Lanjut bacanya yuk!!!...

Summit bertemankan Hujan dan Angin #kerinci

Sekitar pukul 01.00 terdengar teriakan dari luar “makanan nih,ayoo makan duluuu”,,aah rasanya tubuh udah gak bisa untuk bergerak, keputusan tidur rasanya lebih nikmat ketimbang harus makan,meskipun perut masih mencari-cari makanan. Udara yang dingin membuat tubuh makin lama makin menggigil meski tubuh sudah dilapis-lapis supaya hangat. Dan rasanya cepat banget kalo lagi begini tidur, tetauan sudah jam 3, yang lain sudah berkumpul dekat tenda kami sementara kami masih setengah nyawa buat bangun. Prepare sambil dibayang-bayangin track shelter 3 yang superWOOOOOW.  

Dan yang agak membuat ragu adalah hujan yang terus mengguyur serta angin kencang dini hari itu, tak sempat mengisi perut. Kami pun berkumpul bersama-sama berdoa diabwah langit yang diselimuti hujan dan angin memohon perlindungannya untuk bisa tiba diatas dengan segala niat baik kami tanpa menyombongkan apapun, karena kami tahu ada Maha pemilik yang lebih besar dari rasa sombong yang ada, yang kami tahu sekecil apapun akan terbalaskan di alam ini. Dengan formula “ pelan-pelan asal klakon dan rapet aja jalannya” kami ber 15 pun siap dengan senter dan ponco masing-masing,menembus gelapnya malam,rintiknya hujan,menusuknya dingin dan track shelter 3 yang membutuhkan waktu 3jam. Selamaat datang shelter 3, sambil terengah-engah mengatur nafas, serta mencari pijakan yang cukup stabil. Track 3 yang semakin menanjak, dengan banyaknya akar yang menjuntai serta sempitnya jalur yang hanya selebar tubuh yang sesekali menghimpit tubuh, dan terlebih lagi harus melipir pinggiran dengan berpegangan akar-akar kecil serta melangkah kan kaki cukup lebar,karena terlalu tingginya jalur bawah kalo kami harus lewati yang ada butuh tenaga super ekstra buat manjatnya. Dan gak jarang terlontar “aduh gimana lewatnya,kaki mana dulu ni,muter kemana dulu badanny, pegangin dong”,,ahhaha*perjuangan*. Yak itu jalur yang menghiasi sepanjang shelter 3. Hujan pun mulai reda tapi angin tetap besar,semakin keatas angin pun semakin kencang, dan perlahan perjalanan kami pun akhirnya mata ini sudah bisa mulai menatap langit-langit, yang artinya sudah cukup tinggi dan akan tiba di shelter 3. 

 Akhirnya hampir pukul 05.30 kami bisa tiba di shelter 3, shelter yang cukup datar dan luar yang mampu menampung banyak tenda disini hanya saja memang tidak ada tumbuhan tinggi,artinya jika ingin camp disini haruslah dengan tenda yang cukup bisa menahan kencangnya angin. Seneng rasanya satu sama lain akhinya bisa melewati shelter 3 track yang cukup menakutkan dan kebayang banget PR nya kalo harus bawa kulkas-kulkas kami yang 2 pintu…hiks..langit pagi tanggal 13 oktober pun perlahan keluar malu-malu, malu-malu menampakkan langitnya yang cerah ditengah anginnya. Sambil menikmati secercah sunrise yang akan muncul dari arah danau gunung tujuh kami pun meladeni teman kecil kami si sang cacing-cacing perut. Dari shelter 3 ini tampak danau gunung tujuh berada disisi kiri yang super cantik, dan dari sini juga bisa melihat kapal-kapal berjajar di pelabuhan serta garis pantai yang berada di sisi sebelah kanan, kota padang pun terlihat, bersyukur kemarin bisa melihat semuanya. Langit sudah makin cerah, tapi terpaksa kami harus menunggu beberapa saat dulu, karena menurut yudha di puncak badai,terlihat dari kabut tebal yang menutupi puncak. “ kita tunggu dulu agak siangan,soalnya badai diatas,biasanya kalo agak siangan udah enggak “,, kami paham karena sejak semalam pun kami kena badai, tak apalah pikir kami yang penting bisa di atas. Mulai lah kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan summit ini, beberapa diantaranya seperti Samuel okta dan ka ivan sudah berangkat duluan,mungkin kakinya udah gatel banyak kurap nya kali yak jadi jalan duluan,,hahhaha..sementara itu ka ocid,lora dan ka thor masih tetap dibawah karena kaki ka lora yang masih sakit efek semalam, dan sisanya kami mulai perjalanan summit. Langit sudah terang saat itu jadi tidak begitu sulit kami untuk meraba-raba jalur. Track summit ini track yang terus menanjak tidak ada landai sedikit pun, track yang didominasi oleh pasir, kerikil-kerikil kecil maupun sedang serta beberapa bebatuan tidak jauh berbeda dengan jalur summit Gunung Slamet dan Semeru. 

Dengan kemiringan nya kami pun berjalan perlahan-lahan memastikan bahwa pijakan kaki benar-benar mantap sehingga tidak terperosok. Selain itu kami pun harus menjaga keseimbangan kami dari terpaan angin, yah angin gunung kerinci terkenal dengan anginnya yang kencang,dan saat itu kami merasakan apa yang orang katakana. Menjaga keseimbangan tubuh agar tidak terhempas ke sisi kanan maupun kiri jalur yang bisa membuat tubuh terguling seperti memasuki jurang. Kalo di semeru kita tidak bisa berdiri terlalu lama karena pasir akan dengan cepat akan merosot,begitu juga dengan kerinci tidak bisa berdiri terlalu lama karena tubuh dengan cepat bergoyang tertiup angin ditambah dengan pijakan pasir kerikil. Mereka yang memiliki tubuh dua kali lipatnya dari saya pun merasa terdorong oleh angin saat itu. Sehingga tidak jarang sekali kami harus merangkak untuk menahan hempasan angin. 

 Tracking pole disaat seperti ini sangatlah membantu sekali untuk menahan, terlebih ada teman yang bisa saling membantu menahan berpegangan. Jarak shelter 3 menuju tugu yuda pun sekitar 1 jam tapi taulah ya 1 jam nya begimana itu..hahha..seperti biasa akhirnya kami pun terpecah-pecah menjadi beberapa orang, ka budi dengan dimas, rina dengan oki dan yuda, om ungsu dengan sidik dan gue dengan pujo yang paling keong ada dibelakang, serta kak mei dengan ka thor dan terlihat beberapa orang rombongan trip mega yang ada dibelakang kami. Perlu di ingat bahwa sepanjang track summit ini jarang sekali ada tempat untuk berlindung dari angin semacam batu besar, kalaupun ada itu sempit,makanya yang paling memungkinkan adalah sedikit rebahan. Sambil terus melihat ke atas kami berjalan, terlihat jelas sekali kabut tebal diatas. Karena gue yang berada paling belakang, terlihat dari kejauhan ka ocid kalora dan bang rudi yang mulai naik, sementara itu dipertengahan jalan pun gue dan pujo sempat bertemu dengan ka mei dan ka thor yang sedang istirahat, dan sempat mendengar ka mei “ ka thor masih kuat?mau minum?kalo gak kuat kita turun aja”,,,*cailah*..gue Cuma ngeliat ekspresi ka thor yang diem mau ngomong ga enak kali yak karena gak mau nyusahin. 

  1. Tidak kenal Maka Tidak Di ajak “Anak Ilang” #kerinci
  2. Solo Trip 55000 Jambi #kerinci
  3. Kayu aro Bersambut Anak Ilang #kerinci
  4. Meredam Sunyi dalam Balutan Gunung  7 dan Danau Gunung Tujuh #kerinci
  5. Dipungut Juga Akhirnya Sang Anak ilang #kerinci
  6. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#1 #kerinci
  7. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#2 #kerinci
  8. Summit bertemankan Hujan dan Angin #kerinci
  9. Mendadak Galau Di Pos Galau “Badai Angin” #kerinci
  10. Menunduk Merasakan Kehadirannya #turungunung #kerinci
Lanjut bacanya yuk!!!...

Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#2 #kerinci

Langit mulai sendu entah karena hutan yang lebat atau memang tergerus langit, akhirnya semua team sudah komplit di Pos 2. 15 menit sudah kami beristirahat, perjalanan kami lanjutkan menuju Pos 3, dimana dibutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sampai sejauh ini kondisi team dalam keadaan baik-baik saja hanya masih dengan kondisi yang sama kalora yang agak pincang-pincang tapi bisa di backup oleh ka ocid*eeaaaaa..* #keselekkedongdong. Kembali Pujo om ungsu Samuel berada di garda depan*sun go kong* seperti formasi awal. Tumbuhan ala hutan hujan tropis memenuhi mata, ada beberapa tumbuhan yang memang sekira baru gue liat serta akar-akar yang menggantung ala-ala tarsan. 

  Jalur pun sudah tidak sedatar pendakian, urat-urat kaki yang haus akan tanjakan siap-siap mendapatkan suguhan itu meskipun masih terbilang tidak terlalu nyelekit. Matahari pun akhirnya menyerah membiarkan sang langit menangis, gerimis tipis sendu mulai menyapa lama kelamaan makin kejer langitnya, JAS UJAN SAKTI cap GOCENG pun dikeluarkan melindungi badan setidaknya meskipun celana dipastikan sudah tak berbentuk. Untung saja bawa 3jas ujan jadi bisa berbagi dengan Ka mei. Kesal sebenarnya jika harus hujan karena perjalanan dipastikan akan lebih lama untuk berhati-hati. Kami pun berjalan dengan irama sedang mengingat hujan dan licin, kontur tanah yang gembur berupa tanah liat ditambah airhujan membuat kaki harus semakin kuat berpijak karena jalanan menjadi belok dan seperti lumpur. Sudah pasrah dengan pinggang kebawah. Kami tetap menembus derasnya hujan siang itu. Kalo ada yang pernah menginjakan kaki nya di Pulau sempu malang disaat hujan, yah seperti itulah trak jalur kerinci ini. Semua focus pada pijakan masing-masing, suara pun semakin lama semakin lenyap ditelan oleh gemuruh hujan yang saling bersahutan. Beberapa kali melewati tanjakan dan alangkah indahnya tanjakan disaat hujan seperti ini, jalur menjadi seperti aliran air sungai yang dari atas ke bawah dan kita melawan arusnya. 

Tanah yang super gembur sehingga harus merelakan sepatu terbenam dalam tanah hingga mata kaki. Hujan masih cukup deras, akhirnya tepat pukul 12.00 kami pun tiba di Pos 3, Pos 3 dengan terdapat sebuah bangunan atap yang cukup besar untung berlindung dari hujan mampu menampung kami saat itu sekitar 20an orang. Menunggu hujan reda, kami pun membuka bekal nasi dan telur rebus yang sudah super dingin. Sedingin apapun dalam bentuk apapun makan bersama dengan suasana seperti ini menyimpan kenikmatan dan kenangan tersendiri. Terlebih lagi jika nasi nya bisa berwarna alias nasi goreng yang gue dan kak mei dapat dari hasil salah ambil.hahahha. merasakan suasana yang mulai mencair seperti air di POS 3 ini tidak hanya team kami tapi beberapa tim lain yang ikutan sejenak menghela nafas di tempat ini, saling berbagi adalah kuncinya,berbagi untuk sebuah kenikmatan bersama. Udara yang dingin dan kondisi yang terlalu lama tidak bergerak semakin membuat lapar. Perlahan sudah mulai sedikit membaik, dan saatnya kami harus melanjutkan ke tujuan selanjutnya yaitu memasuki trak yang sesungguhnya. Shelter 1 dengan jangka waktu 2 jam dengan trak yang lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Setelah dimanjakan dengan trak bonus yang superlandai saatnya kami harus bekerja ekstra menapaki satu persatu langkah kaki kami dengan bonus hujan siang itu. Semakin naik keatas semakin banyak pohon-pohon yang baru dijumpai, semakin banyak akar-akar pohon besar yang bergelantungan dipenuhi oleh lumut-lumut, yang kalo diperhatikan suka bergerak sendiri*menurut rina*. Sementara kondisi tanah masih sama yaitu berlumpur dan belok, dan kondisi teman-teman pun sudah mulai terkuras tenaganya. Kali ini Pujo bertukar posisi dengan Porter yang bernama masdar yang memegang HT didepan, dan om ungsu, dimas,ivan,ka budi,Samuel,oki dan gue pun kembali jalan terlebih dahulu. sementara itu teman-teman yang lain masih dibelakang. 

Berburu waktu karena dijadwalkan jam 5 kami sudah harus bisa sampai di shelter 3 untuk camp. Gw yang berjalan dengan cowo-cowo ini Cuma bisa ngebathin” aduuh cepet banget ini”. Dan si om ungsu yang di depan gue yang lumayan berjarak “edeeh veteran ini kakinya cepet aja padahal gede…bla..blaa..blaaa” *sambil merhatiin si om dari belakang*..ahahahaha*ups.. dan masdar yang segitu kutu loncatnya pun mulai kendor dan sering banget istirahat sambil itung-itung nungguin gue. Sementara kalora rina dan kak mei jauh dibelakang, kami hanya mendengar sautan salah satu cowo dibelakang entah siapa, begitu pula dengan kami yang saling berteriak untuk memastikan jarak satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan pujo yang awalnya ceria*preet* semakin lama semakin menurun kondisinya, mengingat sebelum keberangkatan ini sudah 2 hari ia tidak tidur malam*jagalilin*. Selangkah demi selangkah terus dijalanin, entah kenapa saat ini keril 80 liter yang berisi logistik lengkap 1 team yang dibawanya terasa sangat berat, tidak seperti awal mendaki. Gak ada yang bisa menggantikannya karena masing-masing dari kami pun sudah membawa beban yang tidak jauh berat dari pujo, sementara masing-masing dari kami sudah cukup terpencar dengan jarak yang lumayan jauh. Dan saat itu om klungsu dan sidiq yang mecoba tetap komunikasi keadaan pujo.sementara di tengah-tengah jalan gue melihat oki duduk di batang pohon besar yang melintang sendiri, bengong dengan muka super dataaar puceeet ditegor gak nyaut dya ngedrop. 

Akhirnya entah siapa saat itu oki bareng karena gue disuruh duluan. Langit mulai membaik, hujan pun mulai menipis menepis kulit, hawa dingin dari terpaan angin yang mengoyak pun mulai gayung bersambut, entah mungkin diatas sana sedang terjadi badai,perjalanan pun semakin lengkap, namun kaki dan kondisi harus coba tetap stabil. Gue gak mau berjalan dimalam hari harus bisa cepet sampai sebelum gelap, yap itu aja yang selalu gue ulang-ulang. Akhirnya jam 14.00 gue, om klungsu,ivan,dimas,budi, Samuel, sidiq dan 3 orang dari team lainpun tiba di shelter 1,tempat yang cukup luas dan datar bisa untuk mendirikan 2 sampai 3 tenda disini tapi jarang yang melakukannya. Berteduh di rerimbunan pepohonan dari gerimis sambil menunggu teman-teman yang dibelakang yang tertinggal jauh. Udara dingin buat perut makin kejar-kejaran keroncongannya. Untung saja ada dewa tango yang bisa sedikit ngotorin mulut.hehehe. hampir 0.5 jam lebih teman-teman yang lain masih belum sampai juga hujan sudah mulai reda dan sudah makin dingin karena makin sore. Akhirnya Samuel, gw, ka ivan, ka budi, dan dimas pun jalan duluan buat nyari tempat camp yang lain. Sementara yang lain menunggu. Hujannya sudah reda, tapi anginnya malah gayung bersambut kencang dan suasana dingin sore pun makin menyapa. Perjalanan dari shelter 1 menuju shelter 2 makin menunjukkan track kerinci dan perjalanan 3 jam pun harus ditempuh itupun baru bisa sampai shelter 2 di jam 17.00 tebakan kami artinya kami harus bisa ngebut supaya jam 19.00 bisa sampai di shelter 3 camp seperti plan awal. Shelter 1 menuju 2 makin dipenuhi oleh tumbuhan perdu dan tertutup oleh pohon-pohon seperti memasuki terowongan yang terbuat dari pohon dan pepohonan awnus yang merupakan tumbuhan yang dipenuhi oleh lumut-lumut, konon katanya lumut ini bisa dipakai sebagai obat bau badan*masih dalam penelitian*. “nanjak..nanjakkk..ke puncak gunuungg cape capee sekali hi hii hii..HIH”..#kasetkusut.. Samuel, okta dan masdar sudah sprint duluan mungkin mereka kebelet pup berjamaah. Sementara gw, ka ivan,ka budi dan dimas udah kaya boyband, naek, tarik, split, dengkul ketemu lutut, nugging, rebahan,mentok sana sini. Jalurnya yang bikin mikir dulu kaki mana duluan yang mesti dilangkahin. Tenaga udah kekuras, lapar bener-bener membahana, ka ivan berkali-kali yang didepan Cuma teriak “udah deket tuh,udah keliatan ada area”,,| “iya udah keliatan*nyenengin diri sendiri*.PHP tingkat dewa 19”. 

Sementara di jarak kurang lebih 500 meter shelter*pendek tp nanjak berasa lama*, gue pun nyerah nge-hang sangat, tetiba ngeblank otak drop krisis semangat dan pengen nangis banget-banget*ngembeng*. Langsung ambil posisi dan akhirnya yang lain pun jadi ikutan istirahat. Kaya nemu harta liat handphone si sinyal KUNING disini terdeteksi, langsung meleleh semelelehnya ngobrol sama yang di ujung telpon*nutupin muka*. Terimakasih kakanya disana "rangga". Oh ya sisinyal kuning disini tumben banget bersahabat alhasil gue selalu update posisi di socmed twitter dan bikin iri orang-orang,hahhaha. Ya kali aja gitu gue kenapa-kenapa disini jadi bisa terdeteksi *amitamitgetokpalakaivan*. Jalan ber 4 tapi ditas nya ga da sama sekali yang bawa makanan berat roti kek atau wafer kek buat ganjel.TERLALUUUH..! padahal lapernya udah stadium piranha banget,alhasil Cuma bisa gerogotin ager-ager sama coklat aja*untung gw ka budi bawa banyak*. Baru jam 5 tapi udah lumayan gelap aja, pengen rasanya buru-buru ganti celana yang udah gak jelas dan terutama sepatu yang udah penuh dengan kubangan tanah liat . akhirnya,,sheeeeeeelteeeeeer 2 sampai tepat pukul 17.30 si Samuel udah menyambut kita disana, dan perdebatan pun terjadi. Perdebatan mau lanjut jalan camp di shelter 3 atau 2, debat kuat atau tidak bisa sampai di 3 dengan track yang makin susah sementara tenaga sudah habis, belum lagi temen-temen yang dibelakang yang tertinggal jauh,gimana nanti kalo sampai 3. Sedangkan kalaupun memaksakan kami yang sampai di shelter 2 ini duluan untuk camp di 3 rasanya susah karena kami bena-benar gak punya logistic sama sekali, karena logistic ada di Pujo smua dan teman-teman lain dibelakang. Dan angin disini pun sangat kencang, saat itu hanya terbayang “pasti angin diatas lebih besar banget”. 

Menengadahkan kepala melihat keatas searah tatapan tanjakan memasuki shelter 3 yang menanjak dan berbentuk seperti lorong rasanya sudah tubuh hilang dari tulang-tulang yang menempel. Dari jauh tampak gelap dan seolah berbicara” kamu kira kamu sanggup menuju sini?”. Sam yang sudah selesai dengan tendanya sambil menaruh beberapa keril untuk tempat tenda teman lainnya nanti. Sementara tinggal lahan persis dibawah tulisan shelter 2 yang tidak begitu datar yang masih kosong,karena kami malas turun kebawah. Hampir pukul 18.00 ditengah angin yang kencang, langit makin gelap dan tubuh yang menggigil seharian kehujanan, ka budi dan dimas pun mencari tempat dan sholat ashar,,ahha*yang penting niatnya*#okesip. Ka ivan yang berjuang bangun tenda ditengah angin kenceng roboh lagi roboh lagi, dan karena kami hanya mempunyai air mineral dan 1 bungkus nasi gue dari basecamp yang dimakan jadi masaklah air ditengah angin kencang sekedar menghangatkan. Pukul 18.30 gue, ka ivan, ka budi, dimas pun sudah masuk dalam tenda. Sementara teman-teman yang lain masih belum tampak sama sekali,masih terlalu jauh padahal angin kencang serta udara yang semakin dingin terus menyelimuti,sambil berdoa semoga mereka tidak apa dan masih bisa bertahan dan sampai di shelter 2 ini. Om ungsu dan sidiq pun yang awalnya bareng dengan kami masih belum sampai juga ternyata mereka berjalan sambil menjaga jarak tetap komunikasi dengan pujo yang sudah drop sejak selepas pos 3. Keril 80liternya terasa lebih berat begitu pula dengan tas kamera, sehingga tiap beberapa langkah harus istirahat. Oelh karena itu si om memastikan keberadaannya dengan sahutan. Sementara itu paling belakang ka ocid yang memegang HT bersama kalora rina kamey yudha ka thor oki masih jauh dibelakang. Dan 1 HT yang dipegang sam tidak bisa menangkap sinyal HT yang dipegang ka ocid artinya kami LOST CONTACT. 1 bungkus nasi yang gak berhasil di angetin super dingin dan teh ½ anget mengganjel perut kami. Setidaknya ada yang masuk ke perut. Bener-bener ga ada logistic sama sekali.ahhaha. sekitar pukul 19.00 terdengar suara pujo yang minta tolong deket tenda, ya dia akhirnya sampai dengan kondisi ngedrop dan kedinginan. Karena tenda kami yang terdekat dan saat itu gue ka ivan dan ka budi sudah ada di dalam tenda alhasil mau gak mau menerima pujo masuk ditenda meski udah kebayang bakal sempit banget inih tidur dengan tenda kapasitas maksa dengan penghuni tenda body-body bayi gembrot kecuali gue.

 Dan dimas pun mengalah pindah tenda bersama om ungsu. Kedatangan pujo di tenda jadi penyelamat perut juga karena dia pembawa logistic,,ahahha,, setelah berbenah diri dari badan yang kuyup, akhirnya 3bungkus indomie dan telur berhasil ngangetin perut buat ber 4, meski bawelnya om ivan yang trauma masak didalam tenda..edeeeh.. diluar masih terdengar teman-teman lain yang masih menunggu kawan lain terutama yang cewe-cewe yang berada di paling belakang yang sampai pukul segini belum juga datang. Muncullah ka ocid kedalam tenda,artinya rombongan sudah komplit semua dan cewe-cewe pun sudah berada di tenda dekat tenda yang dibangun sam. Badai angin yang di rasa di shelter 2 membuat tenda kami cukup bergetar kencang,sheer sheeer suara angin menyapa, speerti rasa capek dan pegal yang perlahan menjalar di celah-celah kaki. Nikmatnya rebahan dengan beralaskan tanah setelah seharian menapaki setiap langkah. Meskipun kontur tanah yang tidak terlalu datar tapi cukuplah buat meluruskan punggung-punggung ini, beralaskan tanah langsung ibarat nantinya setiap manusia pun akan kembali ke dalam tanah. Sleeping bag sudah digelar siap memejamkan mata beberapa jam sebelum pada akhirnya nanti pukul 03.00 kami akan summit. Obrolan-obrolan kecil pun terlontar 

 “gak kebayang yak kalo harus sampe shelter 3 malam begini,syukur udah sampe disini setidaknya”

“ ngedrop semua hujan bener-bener gila”

“ gue gak ngejar sunrise ah,yang penting sampe diatas”

“muncak gak yah besok, summit jam 6 aja sih”
  
  1. Tidak kenal Maka Tidak Di ajak “Anak Ilang” #kerinci
  2. Solo Trip 55000 Jambi #kerinci
  3. Kayu aro Bersambut Anak Ilang #kerinci
  4. Meredam Sunyi dalam Balutan Gunung  7 dan Danau Gunung Tujuh #kerinci
  5. Dipungut Juga Akhirnya Sang Anak ilang #kerinci
  6. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#1 #kerinci
  7. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#2 #kerinci
  8. Summit bertemankan Hujan dan Angin #kerinci
  9. Mendadak Galau Di Pos Galau “Badai Angin” #kerinci
  10. Menunduk Merasakan Kehadirannya #turungunung #kerinci

Lanjut bacanya yuk!!!...

Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#1 #kerinci

Langit mulai sendu entah karena hutan yang lebat atau memang tergerus langit, akhirnya semua team sudah komplit di Pos 2. 15 menit sudah kami beristirahat, perjalanan kami lanjutkan menuju Pos 3, dimana dibutuhkan waktu sekitar 1 jam. Sampai sejauh ini kondisi team dalam keadaan baik-baik saja hanya masih dengan kondisi yang sama kalora yang agak pincang-pincang tapi bisa di backup oleh ka ocid*eeaaaaa..* #keselekkedongdong. Kembali Pujo om ungsu Samuel berada di garda depan*sun go kong* seperti formasi awal. Tumbuhan ala hutan hujan tropis memenuhi mata, ada beberapa tumbuhan yang memang sekira baru gue liat serta akar-akar yang menggantung ala-ala tarsan. 

  Jalur pun sudah tidak sedatar pendakian, urat-urat kaki yang haus akan tanjakan siap-siap mendapatkan suguhan itu meskipun masih terbilang tidak terlalu nyelekit. Matahari pun akhirnya menyerah membiarkan sang langit menangis, gerimis tipis sendu mulai menyapa lama kelamaan makin kejer langitnya, JAS UJAN SAKTI cap GOCENG pun dikeluarkan melindungi badan setidaknya meskipun celana dipastikan sudah tak berbentuk. Untung saja bawa 3jas ujan jadi bisa berbagi dengan Ka mei. Kesal sebenarnya jika harus hujan karena perjalanan dipastikan akan lebih lama untuk berhati-hati. Kami pun berjalan dengan irama sedang mengingat hujan dan licin, kontur tanah yang gembur berupa tanah liat ditambah airhujan membuat kaki harus semakin kuat berpijak karena jalanan menjadi belok dan seperti lumpur. Sudah pasrah dengan pinggang kebawah. Kami tetap menembus derasnya hujan siang itu. Kalo ada yang pernah menginjakan kaki nya di Pulau sempu malang disaat hujan, yah seperti itulah trak jalur kerinci ini. Semua focus pada pijakan masing-masing, suara pun semakin lama semakin lenyap ditelan oleh gemuruh hujan yang saling bersahutan. Beberapa kali melewati tanjakan dan alangkah indahnya tanjakan disaat hujan seperti ini, jalur menjadi seperti aliran air sungai yang dari atas ke bawah dan kita melawan arusnya. 

Tanah yang super gembur sehingga harus merelakan sepatu terbenam dalam tanah hingga mata kaki. Hujan masih cukup deras, akhirnya tepat pukul 12.00 kami pun tiba di Pos 3, Pos 3 dengan terdapat sebuah bangunan atap yang cukup besar untung berlindung dari hujan mampu menampung kami saat itu sekitar 20an orang. Menunggu hujan reda, kami pun membuka bekal nasi dan telur rebus yang sudah super dingin. Sedingin apapun dalam bentuk apapun makan bersama dengan suasana seperti ini menyimpan kenikmatan dan kenangan tersendiri. Terlebih lagi jika nasi nya bisa berwarna alias nasi goreng yang gue dan kak mei dapat dari hasil salah ambil.hahahha. merasakan suasana yang mulai mencair seperti air di POS 3 ini tidak hanya team kami tapi beberapa tim lain yang ikutan sejenak menghela nafas di tempat ini, saling berbagi adalah kuncinya,berbagi untuk sebuah kenikmatan bersama. Udara yang dingin dan kondisi yang terlalu lama tidak bergerak semakin membuat lapar. Perlahan sudah mulai sedikit membaik, dan saatnya kami harus melanjutkan ke tujuan selanjutnya yaitu memasuki trak yang sesungguhnya. Shelter 1 dengan jangka waktu 2 jam dengan trak yang lebih meningkat dibandingkan sebelumnya. Setelah dimanjakan dengan trak bonus yang superlandai saatnya kami harus bekerja ekstra menapaki satu persatu langkah kaki kami dengan bonus hujan siang itu. Semakin naik keatas semakin banyak pohon-pohon yang baru dijumpai, semakin banyak akar-akar pohon besar yang bergelantungan dipenuhi oleh lumut-lumut, yang kalo diperhatikan suka bergerak sendiri*menurut rina*. Sementara kondisi tanah masih sama yaitu berlumpur dan belok, dan kondisi teman-teman pun sudah mulai terkuras tenaganya. Kali ini Pujo bertukar posisi dengan Porter yang bernama masdar yang memegang HT didepan, dan om ungsu, dimas,ivan,ka budi,Samuel,oki dan gue pun kembali jalan terlebih dahulu. sementara itu teman-teman yang lain masih dibelakang. 

Berburu waktu karena dijadwalkan jam 5 kami sudah harus bisa sampai di shelter 3 untuk camp. Gw yang berjalan dengan cowo-cowo ini Cuma bisa ngebathin” aduuh cepet banget ini”. Dan si om ungsu yang di depan gue yang lumayan berjarak “edeeh veteran ini kakinya cepet aja padahal gede…bla..blaa..blaaa” *sambil merhatiin si om dari belakang*..ahahahaha*ups.. dan masdar yang segitu kutu loncatnya pun mulai kendor dan sering banget istirahat sambil itung-itung nungguin gue. Sementara kalora rina dan kak mei jauh dibelakang, kami hanya mendengar sautan salah satu cowo dibelakang entah siapa, begitu pula dengan kami yang saling berteriak untuk memastikan jarak satu dengan yang lainnya. Begitu pula dengan pujo yang awalnya ceria*preet* semakin lama semakin menurun kondisinya, mengingat sebelum keberangkatan ini sudah 2 hari ia tidak tidur malam*jagalilin*. Selangkah demi selangkah terus dijalanin, entah kenapa saat ini keril 80 liter yang berisi logistik lengkap 1 team yang dibawanya terasa sangat berat, tidak seperti awal mendaki. Gak ada yang bisa menggantikannya karena masing-masing dari kami pun sudah membawa beban yang tidak jauh berat dari pujo, sementara masing-masing dari kami sudah cukup terpencar dengan jarak yang lumayan jauh. Dan saat itu om klungsu dan sidiq yang mecoba tetap komunikasi keadaan pujo.sementara di tengah-tengah jalan gue melihat oki duduk di batang pohon besar yang melintang sendiri, bengong dengan muka super dataaar puceeet ditegor gak nyaut dya ngedrop. 

Akhirnya entah siapa saat itu oki bareng karena gue disuruh duluan. Langit mulai membaik, hujan pun mulai menipis menepis kulit, hawa dingin dari terpaan angin yang mengoyak pun mulai gayung bersambut, entah mungkin diatas sana sedang terjadi badai,perjalanan pun semakin lengkap, namun kaki dan kondisi harus coba tetap stabil. Gue gak mau berjalan dimalam hari harus bisa cepet sampai sebelum gelap, yap itu aja yang selalu gue ulang-ulang. Akhirnya jam 14.00 gue, om klungsu,ivan,dimas,budi, Samuel, sidiq dan 3 orang dari team lainpun tiba di shelter 1,tempat yang cukup luas dan datar bisa untuk mendirikan 2 sampai 3 tenda disini tapi jarang yang melakukannya. Berteduh di rerimbunan pepohonan dari gerimis sambil menunggu teman-teman yang dibelakang yang tertinggal jauh. Udara dingin buat perut makin kejar-kejaran keroncongannya. Untung saja ada dewa tango yang bisa sedikit ngotorin mulut.hehehe. hampir 0.5 jam lebih teman-teman yang lain masih belum sampai juga hujan sudah mulai reda dan sudah makin dingin karena makin sore. Akhirnya Samuel, gw, ka ivan, ka budi, dan dimas pun jalan duluan buat nyari tempat camp yang lain. Sementara yang lain menunggu. Hujannya sudah reda, tapi anginnya malah gayung bersambut kencang dan suasana dingin sore pun makin menyapa. Perjalanan dari shelter 1 menuju shelter 2 makin menunjukkan track kerinci dan perjalanan 3 jam pun harus ditempuh itupun baru bisa sampai shelter 2 di jam 17.00 tebakan kami artinya kami harus bisa ngebut supaya jam 19.00 bisa sampai di shelter 3 camp seperti plan awal. Shelter 1 menuju 2 makin dipenuhi oleh tumbuhan perdu dan tertutup oleh pohon-pohon seperti memasuki terowongan yang terbuat dari pohon dan pepohonan awnus yang merupakan tumbuhan yang dipenuhi oleh lumut-lumut, konon katanya lumut ini bisa dipakai sebagai obat bau badan*masih dalam penelitian*. “nanjak..nanjakkk..ke puncak gunuungg cape capee sekali hi hii hii..HIH”..#kasetkusut.. Samuel, okta dan masdar sudah sprint duluan mungkin mereka kebelet pup berjamaah. Sementara gw, ka ivan,ka budi dan dimas udah kaya boyband, naek, tarik, split, dengkul ketemu lutut, nugging, rebahan,mentok sana sini. Jalurnya yang bikin mikir dulu kaki mana duluan yang mesti dilangkahin. Tenaga udah kekuras, lapar bener-bener membahana, ka ivan berkali-kali yang didepan Cuma teriak “udah deket tuh,udah keliatan ada area”,,| “iya udah keliatan*nyenengin diri sendiri*.PHP tingkat dewa 19”. 

Sementara di jarak kurang lebih 500 meter shelter*pendek tp nanjak berasa lama*, gue pun nyerah nge-hang sangat, tetiba ngeblank otak drop krisis semangat dan pengen nangis banget-banget*ngembeng*. Langsung ambil posisi dan akhirnya yang lain pun jadi ikutan istirahat. Kaya nemu harta liat handphone si sinyal KUNING disini terdeteksi, langsung meleleh semelelehnya ngobrol sama yang di ujung telpon*nutupin muka*. Terimakasih kakanya disana "rangga". Oh ya sisinyal kuning disini tumben banget bersahabat alhasil gue selalu update posisi di socmed twitter dan bikin iri orang-orang,hahhaha. Ya kali aja gitu gue kenapa-kenapa disini jadi bisa terdeteksi *amitamitgetokpalakaivan*. Jalan ber 4 tapi ditas nya ga da sama sekali yang bawa makanan berat roti kek atau wafer kek buat ganjel.TERLALUUUH..! padahal lapernya udah stadium piranha banget,alhasil Cuma bisa gerogotin ager-ager sama coklat aja*untung gw ka budi bawa banyak*. Baru jam 5 tapi udah lumayan gelap aja, pengen rasanya buru-buru ganti celana yang udah gak jelas dan terutama sepatu yang udah penuh dengan kubangan tanah liat . akhirnya,,sheeeeeeelteeeeeer 2 sampai tepat pukul 17.30 si Samuel udah menyambut kita disana, dan perdebatan pun terjadi. Perdebatan mau lanjut jalan camp di shelter 3 atau 2, debat kuat atau tidak bisa sampai di 3 dengan track yang makin susah sementara tenaga sudah habis, belum lagi temen-temen yang dibelakang yang tertinggal jauh,gimana nanti kalo sampai 3. Sedangkan kalaupun memaksakan kami yang sampai di shelter 2 ini duluan untuk camp di 3 rasanya susah karena kami bena-benar gak punya logistic sama sekali, karena logistic ada di Pujo smua dan teman-teman lain dibelakang. Dan angin disini pun sangat kencang, saat itu hanya terbayang “pasti angin diatas lebih besar banget”. 

Menengadahkan kepala melihat keatas searah tatapan tanjakan memasuki shelter 3 yang menanjak dan berbentuk seperti lorong rasanya sudah tubuh hilang dari tulang-tulang yang menempel. Dari jauh tampak gelap dan seolah berbicara” kamu kira kamu sanggup menuju sini?”. Sam yang sudah selesai dengan tendanya sambil menaruh beberapa keril untuk tempat tenda teman lainnya nanti. Sementara tinggal lahan persis dibawah tulisan shelter 2 yang tidak begitu datar yang masih kosong,karena kami malas turun kebawah. Hampir pukul 18.00 ditengah angin yang kencang, langit makin gelap dan tubuh yang menggigil seharian kehujanan, ka budi dan dimas pun mencari tempat dan sholat ashar,,ahha*yang penting niatnya*#okesip. Ka ivan yang berjuang bangun tenda ditengah angin kenceng roboh lagi roboh lagi, dan karena kami hanya mempunyai air mineral dan 1 bungkus nasi gue dari basecamp yang dimakan jadi masaklah air ditengah angin kencang sekedar menghangatkan. Pukul 18.30 gue, ka ivan, ka budi, dimas pun sudah masuk dalam tenda. Sementara teman-teman yang lain masih belum tampak sama sekali,masih terlalu jauh padahal angin kencang serta udara yang semakin dingin terus menyelimuti,sambil berdoa semoga mereka tidak apa dan masih bisa bertahan dan sampai di shelter 2 ini. Om ungsu dan sidiq pun yang awalnya bareng dengan kami masih belum sampai juga ternyata mereka berjalan sambil menjaga jarak tetap komunikasi dengan pujo yang sudah drop sejak selepas pos 3. Keril 80liternya terasa lebih berat begitu pula dengan tas kamera, sehingga tiap beberapa langkah harus istirahat. Oelh karena itu si om memastikan keberadaannya dengan sahutan. Sementara itu paling belakang ka ocid yang memegang HT bersama kalora rina kamey yudha ka thor oki masih jauh dibelakang. Dan 1 HT yang dipegang sam tidak bisa menangkap sinyal HT yang dipegang ka ocid artinya kami LOST CONTACT. 1 bungkus nasi yang gak berhasil di angetin super dingin dan teh ½ anget mengganjel perut kami. Setidaknya ada yang masuk ke perut. Bener-bener ga ada logistic sama sekali.ahhaha. sekitar pukul 19.00 terdengar suara pujo yang minta tolong deket tenda, ya dia akhirnya sampai dengan kondisi ngedrop dan kedinginan. Karena tenda kami yang terdekat dan saat itu gue ka ivan dan ka budi sudah ada di dalam tenda alhasil mau gak mau menerima pujo masuk ditenda meski udah kebayang bakal sempit banget inih tidur dengan tenda kapasitas maksa dengan penghuni tenda body-body bayi gembrot kecuali gue.

 Dan dimas pun mengalah pindah tenda bersama om ungsu. Kedatangan pujo di tenda jadi penyelamat perut juga karena dia pembawa logistic,,ahahha,, setelah berbenah diri dari badan yang kuyup, akhirnya 3bungkus indomie dan telur berhasil ngangetin perut buat ber 4, meski bawelnya om ivan yang trauma masak didalam tenda..edeeeh.. diluar masih terdengar teman-teman lain yang masih menunggu kawan lain terutama yang cewe-cewe yang berada di paling belakang yang sampai pukul segini belum juga datang. Muncullah ka ocid kedalam tenda,artinya rombongan sudah komplit semua dan cewe-cewe pun sudah berada di tenda dekat tenda yang dibangun sam. Badai angin yang di rasa di shelter 2 membuat tenda kami cukup bergetar kencang,sheer sheeer suara angin menyapa, speerti rasa capek dan pegal yang perlahan menjalar di celah-celah kaki. Nikmatnya rebahan dengan beralaskan tanah setelah seharian menapaki setiap langkah. Meskipun kontur tanah yang tidak terlalu datar tapi cukuplah buat meluruskan punggung-punggung ini, beralaskan tanah langsung ibarat nantinya setiap manusia pun akan kembali ke dalam tanah. Sleeping bag sudah digelar siap memejamkan mata beberapa jam sebelum pada akhirnya nanti pukul 03.00 kami akan summit. Obrolan-obrolan kecil pun terlontar 

 “gak kebayang yak kalo harus sampe shelter 3 malam begini,syukur udah sampe disini setidaknya”

“ ngedrop semua hujan bener-bener gila”

“ gue gak ngejar sunrise ah,yang penting sampe diatas”

“muncak gak yah besok, summit jam 6 aja sih”
  
  1. Tidak kenal Maka Tidak Di ajak “Anak Ilang” #kerinci
  2. Solo Trip 55000 Jambi #kerinci
  3. Kayu aro Bersambut Anak Ilang #kerinci
  4. Meredam Sunyi dalam Balutan Gunung  7 dan Danau Gunung Tujuh #kerinci
  5. Dipungut Juga Akhirnya Sang Anak ilang #kerinci
  6. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#1 #kerinci
  7. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#2 #kerinci
  8. Summit bertemankan Hujan dan Angin #kerinci
  9. Mendadak Galau Di Pos Galau “Badai Angin” #kerinci
  10. Menunduk Merasakan Kehadirannya #turungunung #kerinci

Lanjut bacanya yuk!!!...