FOLLOW @ INSTAGRAM

 photo 2_zps1mahdf3p.jpg

On My glasses

Monday, January 6, 2014

Summit bertemankan Hujan dan Angin #kerinci

Sekitar pukul 01.00 terdengar teriakan dari luar “makanan nih,ayoo makan duluuu”,,aah rasanya tubuh udah gak bisa untuk bergerak, keputusan tidur rasanya lebih nikmat ketimbang harus makan,meskipun perut masih mencari-cari makanan. Udara yang dingin membuat tubuh makin lama makin menggigil meski tubuh sudah dilapis-lapis supaya hangat. Dan rasanya cepat banget kalo lagi begini tidur, tetauan sudah jam 3, yang lain sudah berkumpul dekat tenda kami sementara kami masih setengah nyawa buat bangun. Prepare sambil dibayang-bayangin track shelter 3 yang superWOOOOOW.  

Dan yang agak membuat ragu adalah hujan yang terus mengguyur serta angin kencang dini hari itu, tak sempat mengisi perut. Kami pun berkumpul bersama-sama berdoa diabwah langit yang diselimuti hujan dan angin memohon perlindungannya untuk bisa tiba diatas dengan segala niat baik kami tanpa menyombongkan apapun, karena kami tahu ada Maha pemilik yang lebih besar dari rasa sombong yang ada, yang kami tahu sekecil apapun akan terbalaskan di alam ini. Dengan formula “ pelan-pelan asal klakon dan rapet aja jalannya” kami ber 15 pun siap dengan senter dan ponco masing-masing,menembus gelapnya malam,rintiknya hujan,menusuknya dingin dan track shelter 3 yang membutuhkan waktu 3jam. Selamaat datang shelter 3, sambil terengah-engah mengatur nafas, serta mencari pijakan yang cukup stabil. Track 3 yang semakin menanjak, dengan banyaknya akar yang menjuntai serta sempitnya jalur yang hanya selebar tubuh yang sesekali menghimpit tubuh, dan terlebih lagi harus melipir pinggiran dengan berpegangan akar-akar kecil serta melangkah kan kaki cukup lebar,karena terlalu tingginya jalur bawah kalo kami harus lewati yang ada butuh tenaga super ekstra buat manjatnya. Dan gak jarang terlontar “aduh gimana lewatnya,kaki mana dulu ni,muter kemana dulu badanny, pegangin dong”,,ahhaha*perjuangan*. Yak itu jalur yang menghiasi sepanjang shelter 3. Hujan pun mulai reda tapi angin tetap besar,semakin keatas angin pun semakin kencang, dan perlahan perjalanan kami pun akhirnya mata ini sudah bisa mulai menatap langit-langit, yang artinya sudah cukup tinggi dan akan tiba di shelter 3. 

 Akhirnya hampir pukul 05.30 kami bisa tiba di shelter 3, shelter yang cukup datar dan luar yang mampu menampung banyak tenda disini hanya saja memang tidak ada tumbuhan tinggi,artinya jika ingin camp disini haruslah dengan tenda yang cukup bisa menahan kencangnya angin. Seneng rasanya satu sama lain akhinya bisa melewati shelter 3 track yang cukup menakutkan dan kebayang banget PR nya kalo harus bawa kulkas-kulkas kami yang 2 pintu…hiks..langit pagi tanggal 13 oktober pun perlahan keluar malu-malu, malu-malu menampakkan langitnya yang cerah ditengah anginnya. Sambil menikmati secercah sunrise yang akan muncul dari arah danau gunung tujuh kami pun meladeni teman kecil kami si sang cacing-cacing perut. Dari shelter 3 ini tampak danau gunung tujuh berada disisi kiri yang super cantik, dan dari sini juga bisa melihat kapal-kapal berjajar di pelabuhan serta garis pantai yang berada di sisi sebelah kanan, kota padang pun terlihat, bersyukur kemarin bisa melihat semuanya. Langit sudah makin cerah, tapi terpaksa kami harus menunggu beberapa saat dulu, karena menurut yudha di puncak badai,terlihat dari kabut tebal yang menutupi puncak. “ kita tunggu dulu agak siangan,soalnya badai diatas,biasanya kalo agak siangan udah enggak “,, kami paham karena sejak semalam pun kami kena badai, tak apalah pikir kami yang penting bisa di atas. Mulai lah kami bersiap-siap untuk melanjutkan perjalanan summit ini, beberapa diantaranya seperti Samuel okta dan ka ivan sudah berangkat duluan,mungkin kakinya udah gatel banyak kurap nya kali yak jadi jalan duluan,,hahhaha..sementara itu ka ocid,lora dan ka thor masih tetap dibawah karena kaki ka lora yang masih sakit efek semalam, dan sisanya kami mulai perjalanan summit. Langit sudah terang saat itu jadi tidak begitu sulit kami untuk meraba-raba jalur. Track summit ini track yang terus menanjak tidak ada landai sedikit pun, track yang didominasi oleh pasir, kerikil-kerikil kecil maupun sedang serta beberapa bebatuan tidak jauh berbeda dengan jalur summit Gunung Slamet dan Semeru. 

Dengan kemiringan nya kami pun berjalan perlahan-lahan memastikan bahwa pijakan kaki benar-benar mantap sehingga tidak terperosok. Selain itu kami pun harus menjaga keseimbangan kami dari terpaan angin, yah angin gunung kerinci terkenal dengan anginnya yang kencang,dan saat itu kami merasakan apa yang orang katakana. Menjaga keseimbangan tubuh agar tidak terhempas ke sisi kanan maupun kiri jalur yang bisa membuat tubuh terguling seperti memasuki jurang. Kalo di semeru kita tidak bisa berdiri terlalu lama karena pasir akan dengan cepat akan merosot,begitu juga dengan kerinci tidak bisa berdiri terlalu lama karena tubuh dengan cepat bergoyang tertiup angin ditambah dengan pijakan pasir kerikil. Mereka yang memiliki tubuh dua kali lipatnya dari saya pun merasa terdorong oleh angin saat itu. Sehingga tidak jarang sekali kami harus merangkak untuk menahan hempasan angin. 

 Tracking pole disaat seperti ini sangatlah membantu sekali untuk menahan, terlebih ada teman yang bisa saling membantu menahan berpegangan. Jarak shelter 3 menuju tugu yuda pun sekitar 1 jam tapi taulah ya 1 jam nya begimana itu..hahha..seperti biasa akhirnya kami pun terpecah-pecah menjadi beberapa orang, ka budi dengan dimas, rina dengan oki dan yuda, om ungsu dengan sidik dan gue dengan pujo yang paling keong ada dibelakang, serta kak mei dengan ka thor dan terlihat beberapa orang rombongan trip mega yang ada dibelakang kami. Perlu di ingat bahwa sepanjang track summit ini jarang sekali ada tempat untuk berlindung dari angin semacam batu besar, kalaupun ada itu sempit,makanya yang paling memungkinkan adalah sedikit rebahan. Sambil terus melihat ke atas kami berjalan, terlihat jelas sekali kabut tebal diatas. Karena gue yang berada paling belakang, terlihat dari kejauhan ka ocid kalora dan bang rudi yang mulai naik, sementara itu dipertengahan jalan pun gue dan pujo sempat bertemu dengan ka mei dan ka thor yang sedang istirahat, dan sempat mendengar ka mei “ ka thor masih kuat?mau minum?kalo gak kuat kita turun aja”,,,*cailah*..gue Cuma ngeliat ekspresi ka thor yang diem mau ngomong ga enak kali yak karena gak mau nyusahin. 

  1. Tidak kenal Maka Tidak Di ajak “Anak Ilang” #kerinci
  2. Solo Trip 55000 Jambi #kerinci
  3. Kayu aro Bersambut Anak Ilang #kerinci
  4. Meredam Sunyi dalam Balutan Gunung  7 dan Danau Gunung Tujuh #kerinci
  5. Dipungut Juga Akhirnya Sang Anak ilang #kerinci
  6. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#1 #kerinci
  7. Menapaki Atap Sumatera,hap..hap ,#2 #kerinci
  8. Summit bertemankan Hujan dan Angin #kerinci
  9. Mendadak Galau Di Pos Galau “Badai Angin” #kerinci
  10. Menunduk Merasakan Kehadirannya #turungunung #kerinci

0 comments: