FOLLOW @ INSTAGRAM

 photo 2_zps1mahdf3p.jpg

On My glasses

Tuesday, July 19, 2011

"Tuna Netra pun Tersenyum"

Pagi yang seperti biasa saya jalani yaitu kekampus untuk bimbingan dan berangkat dengan membonceng adik saya, masih sama seperti hari-hari biasa disepanjang jalan, dengan ipod menemani sepanjang jalan saya sambil melihat kesisi kanan kiri saya sepanjang perjalanan,,tapi ketika tiba di persimpangan mata saya menangkap dengan cepat yang sepanjang hari ini membuat saya tertegun hingga siang..



Yah pandangan saya seketika tertuju pada sesosok lelaki sekitar 40 tahun. lelaki yang berkulit sedkit gelap dengan celana bahan yang agak kebesaran dan sedikit lusuh dan kemeja birunya,dan Peci hitam kebanggaannya untuk melindungi sedikit dari panasnya matahari dipukul 09.30. dia berjalan perlahan sambil meraba-raba dengan tongkatnya yang silver, yah bapak itu seorang TUNA NETRA,,dengan tas gembloknya yang lusuh pun tergantung beberapa ikat bungkus kerupuk palembang saya rasa,mungkin sekitar 6 bungkus tepat dia ikat di sebelah kanan tasnya,sehingga tampak bergelayutan. yah saya paham,tdak mungkin dia menentengnya dengan tangan karena tangannya harus berpegangan dengan tongkat. saya TERTEGUN dan seketika TERSENTAK nyesak sekali rasanya dada melihat beliau yang sedang berjuang..rasanya malu sama diri sendiri melihat beliau berjuang untuk anak istrinya "saya rasa". matahari lumayan menyengat dan jelas sekali saya melihat menyinari wajahnya yang cukup berkeringat mungkin karena beliau sudah berjalan cukup jauh berharap ada seseorang yang memanggilnya untuk membeli kerupuk yang ia bawa. ya allah,betapa hebatnya beliau lagi-lagi malu rasanya sama diri sendiri dan sedih..tak sadar butiran air mata pun jatuh bersamaan dengan rasa sesak saya.

benar-benar malu saya,tidak hanya itu..saya pun menangkap wajahnya yang selalu tersenyum meskipun saya tahu pasti rasanya dia sedang kelelahan sudah berjalan cukup jauh hingga tubuhnya basah dengan keringatnya. dia selalu tersenyum berharap bertemu dengan senyumnya tersebut ada orang yang memanggilnya untuk membeli kerupuknya,senyuman yang mungkin dia tak pernah tau apakah ada orang sepanjang dia berjalan atau tidak. senyum penuh keramahan.yang mungkin ia terapkan sama halnya seperti penjual yang memiliki indra yang lengkap yaitu tetap tersenyum dalam menghadapi pembeli..tapi yang dilihat saat itu adalah benar-benar senyum keikhlasan bukan senyum yang dibuat-buat seperti layaknya penjual-penjual..ya allah betapa HEBATnya Beliau, lagi-lagi membuat saya semakin menyesak,dan pikiran saya pun tertegun menarik semua hal dari sang tunanetra, malu dan sangat malu sekali,sedih banget rasanya,bukan sedih kepada sang tuna netra tapi sedih kepada diri sendiri.

beliau dengan kekurangan fisiknya masih tetap tersenyum, beliau masih berjuang bekerja keras dan tidak ingin dikasihani. dia selalu tersenyum meskipun sangat sulit keadaannya,disiang hari itu,lelah nya berjalan kaki dg beberapa bungkus kerupuk itu. semakin malu rasanya sama diri sendiri. betapa hebatnya ia,meski dalam kondisi kekurangan fisik ataupun yang lainnya ia tetap TERSENYUM,tidak ada sedkit pun tergambar kekesalan, sedangkan kita yang normal apa yang dilakukan?? sedikit diberikan kesulitan tak bisa menerimanya,merasa paling tertekan diantara manusia-manusia lain,cemberut,marah-marah dll. sedih rasanya dan sadar seharusnya kita juga harus bisa tersenyum meski dalam keadaan sulit apapun dan bersyukur seperti sang tunanetra,tersenyum yang merupakan hal paling mudah dilakukan tapi menjadi sulit ketika sedikit kesulitan menimpa kita, kesulitan yang menurut saya tidak ada artinya dibandingkan mereka yang kekurang fisik seperti itu.

betapa adilnya allah menciptakan manusia, DIA menciptakan mereka yang kekurangan untuk mereka yang normal bisa belajar dan tidak sombong terhadap dirinya yang normal. ya allah ternyata masih banyak kesombongan yang masih saya lakukan secara sadar maupun tidak sadar. sering rasa iri menghinggap ketika bertemu dengan mereka yang keterbatas fisik tersebut,iri karena penglihatan mereka dijaga oleh allah dalam maksiat, iri karena mereka bisa menjaga hati mereka dari perkataan-perkataan tajam dari orang-orang sekitar atau anak kecil yang sering menghina, iri mereka bisa menjaga pendengaran mereka, iri mereka bisa menahan emosi mereka atas ucapan orang-orang, sedangkan kita yang normal apa??*tanya diri sendiri*,,dan sering saya harus menahan air mata dan sesak ketika bertemu dengan orang-orang tersebut,bukan karena kasihan sama mereka akan tetapi karena malu dan kasihan rasanya sama diri sendiri..dan hanya BERSYUKUR lah kuncinya menjalani semua kehidupan yang allah berikan.dan belajarlah selalu dari mereka yang "kekurangan".mereka"TUNANETRA" adalah orang-orang HEBAT menurut saya..


ya allah jagalah selalu bapak tunanetra yang saya liat pagi ini, dan mudahkanlah selalu jalan rejeki dia.amin

"plajaran hari ini dr sang tunanetra,ttp trsenyum meski qt sulit,jk itu sulit malu lah kalian dg mereka yg "kekurangan" tp ttp bs trsnyum"

0 comments: